Inilah tugu yg jadi simbol keberanian rakyat Balikpapan dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Monpera ini berada di pusat kota Balikpapan, terletak di Jl. Jenderal Sudirman (di depan markas Makodam VI Tanjung Pura). Monumen ini mempunyai latar belakang pantai berpasir putih & dikelilingi taman yg tertata apik.
Di lantai bawah monumen ini, terdapat satu buah museum mungil & di sektor belakangnya ada panggung terbuka. Terhadap sebanyak program atau event kusus, tidak jarang diadakan pertunjukan-pertunjukan tradisional di ruang wisata Balikpapan yg satu ini. Buat akan masuk ke monumen, Kamu mesti membayar ticket masuk kendaraan se gede Rupiah 1000 (kendaraan roda dua) & Rupiah 2 ribu (kendaraan roda empat).
Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) telah dipakai sbg museum daya simpan benda bersejarah. Terutama, sisa peninggalan perang lima hri lima tengah malam di Palembang.
Bangunan Monpera berdiri kokoh di tepi Jl Merdeka, persis disamping Mesjid Besar. Ciri khasnya ada enam cagak (tiang) beton yg kokoh bertautan tiga-tiga di bidang samping kiri & kanannya. Pula terpampang relief yg menggambarkan suasana pertempuran lima hri lima tengah malam di kota Palembang melawan penjajah Belanda.
Masuk ke dalam bangunan berlantai lima itu, terasa tidak sama bersama tampilan luarnya. Konon, sejak diresmikan penggunaannya tanggal 23 Pebruari 1988 oleh mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Republik Indonesia H Alamsyah Ratuperwiranegara, sampai saat ini koleksi benda-benda bersejarah yg dikumpulkan masihlah amat minim.
Pendirian museum sendiri, diawali dgn peletakan batu perdana. Sekaligus pemancangan tiang bangunan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-30, 17 Agustus 1975. Kala itu, yakni musim perubahaan tampuk kepemimpinan gubernur Sumsel dari H Asnawi Mangku Alam ke H Sainan Sagiman. “Pengganti Pak Asnawi melanjutkan pembangunan Monpera itu,”
Dalam perkembangannya, koleksi masihlah jadi kesukaran penting. “Kesadaran & pemahaman dari kerabat mantan pejuang kemerdekaan utk menitipkan benda-benda peninggalan keluarga mereka ke sini, masihlah kurang,” tukasnya.
Nah, utk menggugah hati dari keluarga pejuang, para pengurus Monpera sejak sekian banyak th yg dulu mempersiapkan empat satuan lemari husus daya simpan benda-benda koleksi bersejarah. Tapi Sayang, sampai saat ini lemari yg di bidang depannya terpampang tulisan “Lemari Ini Masihlah Kosong & Menanti Sumbangan Ahli Waris berikutnya,” keadaannya masing kosong melompong.
“Belum ada satupun koleksi histori yg ditempatkan di sini. Itulah sebabnya mengapa hingga sekarang ini, tingkat kunjungan ke Monpera dari saat ke kala tidak sempat menunjukkan grafik peningkatan yg mengembirakan,” bebernya lagi.
Berdasarkan data yg ada, tertulis rata rata tingkat kunjungan pelancong per bln, lebih dari 100-an orang. Paling ramai, dikala perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus.
sampai sekarang di monumen yg dinamakan sbg palagan Palembang itu, cuma terdapat lebih kurang 300-an koleksi. Di sana, ada photo periode perjuangan enam tokoh perang kemerdekaan.
Mereka masing-masing, dr AK Gani, drg Meter Isa, Haji Abdul Rozak (Residen Abdul Razak). Selanjutnya, Mayjen TNI H Bambang Utoyo, Brigjen TNI H Hasan Kasim, & Kolonel H Barlian. “Foto-foto mereka di pamerkan di lantai satu. Termasuk Juga serta patung-patung dalam bermacam macam wujud,”
Di lantai dua, Kamu sanggup menyaksikan 14 pucuk senjata yg sebahagian gede adalah hasil pampasan perang era sebelum kemerdekaan. Ada senjata tipe pistol, senapan, kecepek, ranjau sampai sarana pelontar bom yg kerab diperlukan pejuang tempo doeloe.
“Untuk keamanan dengan, senjata-senjata itu kita tempatkan di area kusus berdinding kaca. Cuma bisa dipandang dari luar. Ini tidak lain utk mengantisipasi ulah tangan-tangan jahil,”
Naik ke lantai tiga museum, terdapat patung juga sebagai replika wajah dari keenam pejuang kemerdekaan asal Sumsel. Pula ada koleksi baju Instansi baik sipil ataupun militer yg diperlukan keenam tokoh perjuangan dalam merebut kemerdekaan, itu.
